Diabetes
mellitus merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada
abad 21. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun
2025, diseluruh dunia jumlah penderita Diabetes Mellitus diatas umur 20 tahun
akan meningkat menjadi 300 juta orang (dikutip sari Suyono, 2006). Dari
Diabetes Mellitus ini dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi yang
diantaranya adalah Komplikasi Kronik Ulkus Diebetikum (mansjoer, 1999).
Ulkus
Diebetikum terjadi karena adanya penyempitan arteri dan terdapat gula
berlebihan pada jaringan yang merupakan medium yang baik sekali bagi kuman.
Ulkus Diebetikum timbul pada daerah yang sering mendapat tekanan ataupun trauma
berupa luka yang berisi massa jaringan tanduk lemak, pus, serta kusta diatas
(Klinik Lika Diabetes Terapi Terpadu,2012).
Penanganan
Ulkus Diabetikum dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan (Yuda Handaya,2009) :
1) Tingkat 0, yaitu : meliputi edukasi tentang alas
kaki khusus dan pelengkap alas kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang
dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi.
2) Tingkat I, yaitu : memerlukan debridemen jaringan
nekrotik atau jaringan infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban.
3) Tingkat II, yaitu: memerlukan debridemen,
antibiotik yang sesuai hasil kultur, perawatan luka dan teknik pengurangan
beban yang lebih berarti.
4) Tingkat III, yaitu: memerlukan debridemen
jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih
ketat, dan pemberian antibiotik perenteral yang sesuai dengan klutur.
5) Tingkat IV, yaitu: biasanya memerlukan tindakan
amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki.
Namun prinsip utama
dalam proses penyembuhan ulkus DM adalah menurunkan kadar gula dalam darah.
Dalam praktek keperawatan terapi komplementer
diperlukan untuk melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun
biomedis (Cushman & Hoffman, 2004) agar bisa mempercepat proses
penyembuhan. Pengobatan konvensiaonal (kedokteran) lebih mengutamakan penanganan gejala penyakit, sedangkan
pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab penyakit serta memacu tubuh
sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita (Sustrani, Alam &
Hadibroto, 2005)
Hidroterapi,
adalah salah satu metode terapi komplementer untuk menjaga tubuh tetap sehat
dan mengobati penyakit. Terapi air putih pertama kali di kembangkan di India
dan diyakini dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti ; Diabetes
Mellitus, TBC, arthtritis, hipertensi, asam urat, dan lain-lain. Terapi air
putih alami dapat didasarkan pada dua penggunaan yaitu penggunaan air secara
internal atau dengan cara meminum air secara benar dan penggunaan air secara
eksternal. Penggunaan air putih yang dimaksud adalah terapi air putih yang
dilakukan secara internal yaitu dengan meminum air putih sebanyak 1,5 liter
setiap pagi segera setelah bangun tidur (Wike, 2007).
Dalam proses
metabolisme, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu: sebagai pembawa zat-zat
nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel tubuh dan berfungsi untuk mengeluarkan
produk samping hasil metabolisme (M. Anwari Irawan, 2007). Dari kedua fungsi
tersebut apabila kandungan air dalam darah cukup maka zat-zat nutrisi dan
oksigen akan mudah diangkut untuk proses penyembuhan pada area tubuh. Dan
zat-zat sisa hasil metabolisme akan cepat terangkut untuk dikeluarkan melalui
ginjal.
Konsumsi
air putih membantu proses pembuangan semua racun-racun di dalam tubuh, termasuk
gula berlebihan (Sudarmoko, 2010). Hal ini diperkuat dengan penelitian Jmaes
(2010) bahwa dengan minum air putih menyebabkan terjadinya pemecahan gula.
Untuk membantu mengeluarkan zat-zat kimia seperti glukosa dan zat-zat lain
melalui ginjal serta pembersihan organ tubuh, diperlukan jumlah cairan yang banyak
dalam satu kali pemberian di pagi hari.
Dari hasil penelitian
Zeuthen (2010) juga ditemukan bahwa cairan bisa menyebabkan terjadinya
peningkatan osmotic sehingga menyebabkan pengenceran glukosa di plasma. Dengan
pengenceran glukosa dalam darah, kadar glukosapun menjadi turun karena glukosa
akan lebih mudah terangkut pada kondisi darah yang encer dari pada kental. Pada
kondisi glukosa dalam darah yang normal, suplai makanan akan menjadi mudah
sampai untuk memperbaiki jaringan ulkus tersebut.
Dalam sistem pencernaan
pun air sangat bermanfaat, dengan adanya cairan yang cukup dalam sistem
pencernaan usus menjadi lebih bersih dan gizi makanan dapat dengan mudah
diserap. Dimana gizi tersebut sangat dibutuhkan untuk penyembuhan ulkus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar