WELCOME

SELAMAT DATANG di blog saya...

Sabtu, 10 November 2012

PENGARUH TERAPI AIR PUTIH TERHADAP ULKUS DIABETIKUM







            Diabetes mellitus merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2025, diseluruh dunia jumlah penderita Diabetes Mellitus diatas umur 20 tahun akan meningkat menjadi 300 juta orang (dikutip sari Suyono, 2006). Dari Diabetes Mellitus ini dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi yang diantaranya adalah Komplikasi Kronik Ulkus Diebetikum (mansjoer, 1999).
            Ulkus Diebetikum terjadi karena adanya penyempitan arteri dan terdapat gula berlebihan pada jaringan yang merupakan medium yang baik sekali bagi kuman. Ulkus Diebetikum timbul pada daerah yang sering mendapat tekanan ataupun trauma berupa luka yang berisi massa jaringan tanduk lemak, pus, serta kusta diatas (Klinik Lika Diabetes Terapi Terpadu,2012).
            Penanganan Ulkus Diabetikum dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan (Yuda Handaya,2009) :
1) Tingkat 0, yaitu : meliputi edukasi tentang alas kaki khusus dan pelengkap alas kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi.
2) Tingkat I, yaitu : memerlukan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban.
3) Tingkat II, yaitu: memerlukan debridemen, antibiotik yang sesuai hasil kultur, perawatan luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti.
4) Tingkat III, yaitu: memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian antibiotik perenteral yang sesuai dengan klutur.
5) Tingkat IV, yaitu: biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki.
Namun prinsip utama dalam proses penyembuhan ulkus DM adalah menurunkan kadar gula dalam darah.
Dalam praktek keperawatan terapi komplementer diperlukan untuk melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedis (Cushman & Hoffman, 2004) agar bisa mempercepat proses penyembuhan. Pengobatan konvensiaonal (kedokteran) lebih mengutamakan  penanganan gejala penyakit, sedangkan pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2005)
            Hidroterapi, adalah salah satu metode terapi komplementer untuk menjaga tubuh tetap sehat dan mengobati penyakit. Terapi air putih pertama kali di kembangkan di India dan diyakini dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti ; Diabetes Mellitus, TBC, arthtritis, hipertensi, asam urat, dan lain-lain. Terapi air putih alami dapat didasarkan pada dua penggunaan yaitu penggunaan air secara internal atau dengan cara meminum air secara benar dan penggunaan air secara eksternal. Penggunaan air putih yang dimaksud adalah terapi air putih yang dilakukan secara internal yaitu dengan meminum air putih sebanyak 1,5 liter setiap pagi segera setelah bangun tidur (Wike, 2007).
Dalam proses metabolisme, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu: sebagai pembawa zat-zat nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel tubuh dan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme (M. Anwari Irawan, 2007). Dari kedua fungsi tersebut apabila kandungan air dalam darah cukup maka zat-zat nutrisi dan oksigen akan mudah diangkut untuk proses penyembuhan pada area tubuh. Dan zat-zat sisa hasil metabolisme akan cepat terangkut untuk dikeluarkan melalui ginjal.
            Konsumsi air putih membantu proses pembuangan semua racun-racun di dalam tubuh, termasuk gula berlebihan (Sudarmoko, 2010). Hal ini diperkuat dengan penelitian Jmaes (2010) bahwa dengan minum air putih menyebabkan terjadinya pemecahan gula. Untuk membantu mengeluarkan zat-zat kimia seperti glukosa dan zat-zat lain melalui ginjal serta pembersihan organ tubuh, diperlukan jumlah cairan yang banyak dalam satu kali pemberian di pagi hari.


Dari hasil penelitian Zeuthen (2010) juga ditemukan bahwa cairan bisa menyebabkan terjadinya peningkatan osmotic sehingga menyebabkan pengenceran glukosa di plasma. Dengan pengenceran glukosa dalam darah, kadar glukosapun menjadi turun karena glukosa akan lebih mudah terangkut pada kondisi darah yang encer dari pada kental. Pada kondisi glukosa dalam darah yang normal, suplai makanan akan menjadi mudah sampai untuk memperbaiki jaringan ulkus tersebut.
Dalam sistem pencernaan pun air sangat bermanfaat, dengan adanya cairan yang cukup dalam sistem pencernaan usus menjadi lebih bersih dan gizi makanan dapat dengan mudah diserap. Dimana gizi tersebut sangat dibutuhkan untuk penyembuhan ulkus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar