A. DEFINISI
Yaitu: infeksi yang terjadi di Rumah sakit atau
selama dirawat di RS, dimana infeksi ini belum ada pada waktu penderita masuk
RS atau Infeksi yang didapat di Rumah sakit. . Infeksi
nosokomial tidak saja menyangkut penderita tetapi juga yang kontak dengan rumah
sakit termasuk staf rumah sakit, sukarelawan, pengunjung dan pengantar.
Suatu Infeksi dikatakan di dapat rumah sakit apa bila :
1)Pada waktu penderita
mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-tanda klinik dari infeksi
tersebut.
2)Pada waktu penderita
dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut.
3) Tanda-tanda klinik tersesut baru timbul sekurang-kurangnya
setelah 3 x 24 jam sejak dimulainya perawatan.
3)Infeksi tersebut bukan
merupakan sisa dari infeksi sebelumnya.
4)Bila saat mulai dirawat
di rumah sakit sudah terdapat tanda-tanda infeksi dan dapat dibuktikan infeksi
tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu
lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial (Hasbullah T,
1992).
B. PENYEBAB
1.
INFEKSI
bersumber dari :
.bakteri
.virus
.parasit
.jamur
2.
Respon dan toleransi tubuh
.umur
.status imunitas penderita
.penyakit yang diderita
.orang yang menggunakan obat obatan yang
bisa menurunkan daya tahan tubuh.
.intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk
diagnosa dan terapi
3.
Resistan
antibiotik
4.
Faktor
alat
C. RANTAI
INFEKSI
Keterangan
:
1. Agent
/ mikroorganisme
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal.
2. Pintu
keluar / portal of exit
Portal
of exit mikroba dari manusia biasanya melalui satu tempat, meskipun dapat juga
dari beberapa tempat. Portal of exit yang utama adalah saluran pernapasan,
daluran cerna dan saluran urogenitalia.
3. Transmision
/ Penularan
Penularan atau transmission adalah perpindahan
mikroba dari source ke host. Penyebaran dapat melalui kontak, lewat udara dan
vektor. Cara penularan yang paling sering terjadi pada infeksi nosokomial
adalah dengan cara kontak. Pada cara ini terdapat kontak antara korban dengan
sumber infeksi baik secara langsung, tidak langsung maupun secara droplet
infection.
Cara
penularan ada beberapa, yi :
1)
Cross
Infection / infeksi silang
Yi:
disebabkan oleh kuman yang didapat dari orang atau penderita lain di Rumah
sakit secara langsung maupun tidak langsung
2)
Infeksi sendiri (self infection,auto
infection)
Yi
:disebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang berpindah tempat dari
satu jaringan ke satu jaringan yang lain.
3)
Infeksi lingkungan ( environtment infection)
Yi:disebabkan
oleh kuman yang berasal dari benda atau bahan yang tidak bernyawa yang berada
dilingkungan Rumah sakit
Model Penularan ( Jemes H Huggesh,dkk)
1)
Kontak
langsung antara pasien dan personil yang merawat / menjaga psien.
2)
Kontak
tak langsung ketika objek dalam kondisi lemah dalam lingkungan menjadi
kontaminasi dan tak didesinfekasi / sterilkan
Contoh : perawatan
pasca operasi
3)
Penularan
cara droplet infection
Kuman dapat mencapai
ke udara (air borne)
4)
Penularan
melalui vektor
Yi: penularan melalui
hewan atau serangga yang membawa kuman.
4.
Pintu
masuk / Portal of entry
Tempat
masuknya kuman dapat melalui kulit, dinding mukosa, saluran cerna, saluran
pernafasan dan saluran urogenitalia. Mikroba yang terinfesius dapat masuk ke saluran
ceran melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi seperti: E.coli,
Shigella. Mikroba penyebab rubella dan toxoplasmosis dapat masuk ke host
melalui placenta.
5. Host
/ Penderita yang rentan
Masuknya kuman kedalam tubuh penderita tidak
selalu menyebabkan infeksi. Respon penderita terhadap mikroba dapat hanya
infeksi subklinis sampai yang terhebat yaitu infeksi berat yang dapat
menyebabkan kematian. Yang memegang peranan sangat penting adalah mekanisme
pertahanan tubuh hostnya. Mekanisme pertahana tubuh secara non spesifik antara
lain adalah kulit, dinding mukosa dan sekret, kelenjar-kelenjar tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh yang spesifik timbul secara alamia atau bantuan ,
secara alamia timbul karena pernah mendapat penyakit tertentu, seperti poliomyelitis
atau rubella. Imunitas buatan dapat timbul secara aktif karena mendapat vaksin
dan pasif karena pemberian imuneglobulin (Serum yang mengandung antibodi).
Ø Lingkungan sangat mempengaruhi
rantai infeksi, sebagai contoh tindakan
pembedahan di kamar operasi akan lebih kecil kemungkinan mendapatkan infeksi
luka operasi dari pada dilakukan ditempat lain.
D. KONDISI
YANG MEMPERMUDAH TERJADINYA INOS
1.
Faktor
Rumah Sakit
-merupakan tempat berkumpulnya orang-orang
sakit,sehingga jumlah dan jenis kuman penyakit lebih banyak.
-Kondisi Rumah sakit
yang tidak bersih,tidak nyaman sangat berpengaruh terjadinya Inos
2.
Faktor pasien
Kondisi pasien yang
mempunyai daya tahan tubuh yang rendah,sehingga rentan terhadap berbagai
penyakit
3. Mikroorganisme
Yang mempengaruhi :
• karakteristik
mikroorganisme,
• resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
• tingkat virulensi,
• dan banyaknya materi infeksius.
4. Kontak langsung
Kontak langsung
perawat ataupun petugas lain dengan pasien yang resiko menularkan kuman patogen.
5. Penggunaan alat medis
Peralatan
yang terkontaminasi dengan kuman
E. INOS
JUGA DIPENGARUHI OLEH
1)
Faktor
endogen
Yi: faktor yang ada
dalam tubuh penderita sendiri
antara lain :
Ø
Umur
Ø
Daya
tahan tubuh
Ø
Nutrisi
Ø
Penyakit
yg diderita
2)
Faktor
eksogen
Yi: faktor dari luar
tubuh penderita
antara lain:
Ø
Lamanya
penderita dirawat
Ø
Kelompok
yang merawat
Ø
Lingkungan
Ø
Peralatan
tekhnis medis
F. PENCEGAHAN
1.
Batasi
transmisi dari atau antar pasien,pengunjung dan petugas
2.
Mengontrol
resiko penularan dari lingkungan Rumah sakit
3.
Melindungi
pasien dengan menggunakan antibiotika yang adekwat
4.
Membatasi
resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif
5.
Dekontaminasi
tangan,instrumen
6.
Menjaga
pertahanan tubuh semaksimal mungkin
7.
Persiapkan
Ruang Isolasi.
8.
Menerapkan
tindakan pencegahan baku khususnya cuci tangan (penggunaan larutan anti septik
) dan memakai sarung tangan
9.
Memproses alat dan benda bekas pakai dengan
benar.
10. Mengurangi suntikan yang tidak
aman dan tidak perlu.
11. Meningkatkan praktek pencegahan
infeksi dikamar operasi dan ruang lain yang beresiko tinggi untuk mencegah
infeksi luka bedah dan mencegah penyakit yang ditularkan melalui darah.
G. Prosedur Pelaksaan Penanggulangan
Infeksi Nosokomial
1. Cuci Tangan
Tehnik
mencuci tangan yang baik merupakan satu-satunya cara yang paling penting untuk
mengurangi penyebaran infeksi.Dengan cara menggosok tangan dengan sabun atau
deterjen dan air kuat kuat selama 15 detik dan dibilas baik baik sebelum dan
sesudah memeriksa penderita,sudah cukup .Namun bila selama merawat
penderita,tangan terkena darah,sekresi luka,bahan bernanah,atau bahan yang lain
yang di curigai maka harus di cuci selama 2 sampai 3 menit dengan menggunakan
bahan cuci antiseptic.
2.
Asepsis
Asepsis
adalah penghinderaan atau pencegahan penularan dengan cara meniadakan
mikroorganisme yang secara potensial berbahaya.Tujuan asepsis ialah mencegah
atau membatasi infeksi.di rumah sakit digunakan 2 konsep asepsis yaitu asepsis
medis dan bedah.Asepsis Medis meliputi segala praktek yang di gunakan untuk
menjaga agar para petugas medis,penderita dan lingkungan terhindar dari
penyebab infeksi,seperti cuci tangan,sanitasi dn kebersihan lingkungan rumah
sakit itu hanyalah beberapa contok asepsis medis.Asepsis Bedah meliputi cara
kerja yang mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka dan jaringan
penderita.Maka dari itu dalam asepsis bedah semua alat kesehatan harus
berprinsip steril,lingkungan harus bersanitasi,dan juga flora mikroba di udara
harus di saring lewat filter berefisiensi tinggi.
3.
Disinfeksi
dan Sterilisasi di Rumah Sakit
Banyak
rumah sakit mempunyai pusat penyediaan yaitu tempat kebanyakan peralatan dan
suplai dibersihkan serta di sterilkan.Hasil proses ini di monitor oleh
laboratorium.mikrobiologi secara teratur.Kecenderungan rumah sakit untuk
menggunakan alat alat serta bahan yang di jual dalam keadaan steril dan
sekali pakai.karena dapat mempersingkat waktu tanpa harus mensterilkan
alat,tetapi juga dapat mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi
silang.
4.
Sanitasi
Lingkungan Rumah Sakit
Tujuan
sanitasi lingkungan adalah membunuh atau menyingkirkan pencemaran atau mikroba
dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi
pencemaran,dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari
permukaan lantai.
5.
Pengawasan
Infeksi
Ialah
pengamatan dan pengawasan serta pencatatan secara sistematik terjadinya
penyakit menular,ini merupakan dasar bagi usaha pengendalian
aktif.Identisifikasi dan evaluasi masalah-masalah infeksi nosokomial dan
pengembangan serta penilaian pengendalian efektif hanya dapat dicapai denagn
adanya pengawasan teratur terhadap infeksi-infeksi semacam itu pada penderita.
6.
Pengawasan
Penderita atau Pasien
Pengawasan
infeksi penderita di mulai ketika masuk rumah sakit dengan menyertakan kartu
data infeksi di dalam catatan medis penderita.Data yang di kumpulkan setiap
hari mengenai biakan dari laboratorium mikrobiologi serta dari hasil inspeksi
laboratoris dan klinis di catat pada setiap kartu data infeksi setiap
penderita.
7.
Pengawasan
Pekerja Rumah Sakit
Pemeriksaan
fisik harus merupakan persyaratan bagi semua petugas rumah sakit,dan
catatan imunisasi harus diperiksa.Bila tidak tercatat,maka imunisasi terhadap
penyakit polio,tetanus,difteri,dan campak harus di isyaratkan.Petugas yang
menunjukkan hasil positif pada uji tuberculin harus diperiksa dengan sinar x di
bagian dada untuk menentukan kemungkinan adanya tuberculosis aktif.
8.
Pengawasan
Lingkungan Rumah Sakit
Bila
perawat pengendalian infeksi menemukan satu atau lebih kasus infeksi baru,maka
mungkin diperlukan banyak biakan dari penderita,petugas dan lingkungan untuk
menemukan sumber patogen dan lalu meniadakanya